Rabu, 15 Juni 2011 10:44 wib
ilustrasi Foto: Koran SI
"Apa yang salah dalam negeri ini sebenarnya terletak pada persepsi publik akan profesi seorang wirausaha. Banyak pandangan yang muncul bahwa seorang yang berpendidikan selayaknya menjadi pegawai atau karyawan di pemerintahan atau perusahaan. Pandangan ini harus dirubah, oleh sebab itu gerakan Hipmi-Perguruan Tinggi ini harus menjadi langkah awal mengubah pemahaman," ujar Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Erwin Aksa dalam sambutannya di acara Hipmi goes to campus di Bandung, Rabu (15/6/2011).
Erwin menambahkan bahwa idealnya sebuah negara baru bisa maju kalau memiliki minimal dua persen wirausaha. Sebagai perbandingan, Singapura yang jumlah penduduknya hanya empat juta saja memiliki tujuh persen wirausaha dan Amerika Serikat (AS) bahkan sudah mencapai dua digit, yakni 11,5 persen.
"Bangsa yang maju harus selalu berfikir bagaimana melahirkan banyak usahawan yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Semangat ini tidak hanya mucul dari sebuah gaya hidup atau ikut-ikutan namun didorong oleh keinginan untuk berkreasi, bekerja keras, dan berinovasi," jelasnya.
Untuk itu dirinya berharap agar suatu saat, Indonesia mampu melahirkan pengusaha-pengusaha yang besar dan berpengaruh di dunia dengan mencontoh negara-negara maju seperti Amerika yang memiliki pengusaha gigih seperti Henry Ford, Bill Gates, ataupun Larry Page & Sergei Brain (pendiri Google). Jepang juga menjadi legenda lantaran kisah Akio Morita (pendiri Sony), Soichiro Honda dan Konosuke Matshushita (pendiri Panasonic).
Sumber : okezone
0 komentar:
Posting Komentar